Foredi Waikabubak, Agen Foredi Waikabubak

Foredi Waikabubak (Hub : 0812 – 3029 – 0077 tsel) Agen Foredi Waikabubak , Jual Foredi Waikabubak , Distributor Foredi Waikabubak , COD Foredi Waikabubak. Tanyakan Kepada Kami Informasi Selengkapnya, Kami Juga Menerima Pendaftaraan Agen Foredi, Paket Bisa Dikirimkan Ke Seluruh Indonesia Melalui Ekspedisi

 

Foredi Waikabubak, Agen Foredi Waikabubak

 

Foredi Waikabubak

 

Foredi Waikabubak, Agen Foredi Waikabubak

 

Permasalahan seksual pada pria menjadi suatu masalah yang serius. Banyak sekali istri diluar sana yang mengeluhkan masalahnya karena tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dari seorang suami saat bersetubuh dengan alasan sang suami menderita ejakulasi dini. Kenapa harus menggunakan foredi gel ? Untuk Anda penasaran dengan jawaban pertanyaan tadi sebaiknya Anda simak artikel ini sampai selesai karena ulasan dibawah ini akan membahas tentang harga khasiat dan cara pemakaian foredi gel herbal.

Agar tidak menambah rasa penasaran Anda akan khasiat foredi gel berikut inilah beberapa manfaat dari foredi gel :

Dapat membuat hubungan intim Anda bersama pasangan jauh lebih lama (mengobati ejakulasi dini yang Anda derita). Membebaskan organ intim pria dari kontaminasi berbahaya (menghindarkan alat vital dari serangan kuman berbahaya). Dapat membuat Anda dan Pasangan Anda mencapai kenikmatan tertinggi (dapat membuat pasangan Anda lebih puas dengan durasi yang Anda mainkan saat bercinta)

3 Khasiat tadi didapatkan berkat kandungan bahan-bahan herbal yang digunakan untuk pembuatan foredi gel. Bahan-bahan tersebut antara lain :

  1. Piperis Folium (sirih)
  2. Piperis Albi Semen (merica)
  3. Jingiberis Rhizome (jahe)
  4. Uricaria Gambir (ekstrak remasan daun dan ranting dari tumbuhan gambir)
  5. Alii sativi bulbus (bawang putih)
  6. Curcumae domesticae rhizome (kunyit)
  7. Arecae fructus (buah pinang)
  8. Myristicae semen (pala)

 

Untuk Pemesanan Hubungi 0812 – 3029 – 0077 (TSEL)

foredi wa

foredi telp

Foredi Waikabubak, Agen Foredi Waikabubak


3 Makanan Yang Sering Dikonsumsi Orang Indonesia Yang Ternyata Berbahaya

 

  1. Nata de Coco ( Dibaur Dengan Pupuk Urea Dan ZA )

Di samping bakso dan mie ayam yang memakai saus guna makan, terdapat lagi jenis makanan serupa dengan kolang-kaling yang dapat dipakai sebagai manisan, pengisi es krim, yogurt, jely dan agar-agar. Makanan kenyal ini ialah Nata de Coco yang sangat digemari anak-anak masa kini. Namun sejumlah saat kemudian sempat ada perdebatan tentang nata de coco yang dibaur dengan pupuk Urea dan ZA. Pupuk tumbuhan ini menjadi bahan ekstra nata de coco. Ngeri sih, tapi walau terlihat riskan pihak BPOM justeru menuliskan nata de coco pantas dikonsumsi. Wah, jadi bingung nih!

  1. Daging Ayam (

Kasus makanan berformalin telah mulai redup digantikan dengan kasus-kasus lain. Tapi, Bahan makanan berformalin masih tersebar di pasar-pasar tradisional. Bahkan semua pedagang ini dengan pdnya menyakinkan ke pembeli produknya murni tanpa formalin. Begitulah teknik mendapatkan pendapatan yang berlimpah, Ayam disuntik dengan hormon aja telah berbahaya lagipula yang berformalin. Ditambah lagi si ayamnya ayam tiren (mati kemaren) lalu dipasarkan kembali. Memang susah memisahkan ayam yang berformalin dan tidak. Semoga kita dapat menyaksikan lebih jeli.

  1. Kikil

Di samping daging ayam, daging sapi juga tidak sedikit di suntik dengan pengawet mayat. Apalagi kulit sapi yang paling rentan membusuk dalam satu hari. Maka semua pemilik usaha ini lebih memilih memakai formalin dari pada kulitnya tak pantas jual. Di samping itu, dari pengusaha badung ini justeru membeli kulit busuk 40-50 kg masing-masing hari nya dan mencampurnya dengan formalin dan pemutih sampai-sampai lebih licin di pegang. Adapula dari mereka yang menggunakan sepatu dan jaket kulit bekas yang diberi cairan pelunak sebagai bahan penciptaan kikil sebab harga kulit yang semakin mahal. Wah benar-benar tidak punya hati, demi meraup untung sebesar-besarnya mereka rela menyerahkan racun untuk orang lain. Bayangkan bila kita santap kikil berpengawet mayat. Semoga anda tidak jadi ‘mayat hidup’