Bolehkah Istri Marah Pada Suami – Kehidupan rumah tangga tak selalu mulus-mulus saja. Banyak sekali riak-riak kecil yang menggoyang biduk dan bahkan terkadang ombak besar menghantam sampai membuat perahu perkawinan terbalik dan karam. Diantara riak tersebut adalah perasaan marah. Mulanya hanya riak kecil namun jika tidak ditangani dengan baik maka marah bisa berubah menjadi gelombang yang menghancurkan rumah tangga. 2 orang yang bersatu dalam sebuah perkawinan tentunya membawa ego masing-masing. Sebelum bertemu pasangan mereka dibesarkan dalam keluarga yang pola pendidikanya berbeda. Lingkungan dan teman-teman juga berbeda maka tak jarang perbedaan ini bisa menimbulkan pergesekan.
Bolehkah Istri Marah Pada Suami
Bolehkah Istri Marah Pada Suami
Secara alamiah perasaan tak puas dan marah lebih sering melanda perempuan daripada laki-laki. Hal ini karena perempuan lebih sensitif dan ingin segala sesuatunya sempurna, meskipun dirinya memiliki kekurangan. Ditambah lagi pengaruh hormon yang sering berdampak pada ketidakstabilan emosi. Jika perasaan marah sudah menguasai maka tak ada kebaikan yang nampak di matanya, lalu tanpa sadar gerutuan dan bahkan cacian keluar dari mulut. Islam memberikan tuntunan secara jelas dalam masalah ini yakni seorang istri tidak boleh berbicara diatas bicara suaminya yang artinya nada bicara istri tak boleh lebih tinggi daripada suaminya, apalagi sampai menghina, membentak dan bahkan memukul suami. Kedudukan suami memang sangat tinggi dalam keluarga. Mungkin sebagian besar perempuan bertanyam mengapa aturan ini hanya ditujukan untuk para istri, padahal ada suami yang bicaranya juga kasar maka tak bolehkah istri membalas dengan perkataan yang serupa?
Hal ini karena hak suami atas istri sangat besar dan sebanding dengan kewajibannya. Suami harus mencari nafkah, menghindarkan diri dan keluarganya dari api neraka, melindungi keluarga, menjamin semua keluarga hidup dengan baik, menjaga kehormatan, bertanggung jawab terhapap perilaku istri dan anaknya, pengambil keputusan dan suamilah yang akan ditanyai menegenai kepemimpinannya di akhirat kelak.
Di negara kita memang secara budaya mengatakan bahwa masak, mencuci, membersihkan rumah merupakan tugas istri, padahal jika para istri tahu apa yang mereka lakukan bukan pekerjaan rendahan yang identik dengan perempuan yang berpendidikan rendah, tentu saja banyak wanita lebih memilih di rumah. Urusan rumah tangga inilah yang juga seringkali membuat istri ‘kalap’ dan pada akhirnya menuduh suami tak pengertian dan merasa menjadi orang yang paling banyak menderita serta berkorban. Para istri merasa merana dan kelelahan, karena tiap hari hanya berkutat dengan segala masalah rumah tangga sehingga tak bisa belanja, jalan-jalan, atau ke salon memanjakan diri.
Istri juga merasa bahwa suami tak pernah mengerti penderitaan istri dan mementingkan dirinya sendiri, kmudian pada saat itu yang tampak hanyalah keburukan suami saja. Salah satu sifat wanita yaitu jika marah ia melupakan kebaikan suami. Jika seandainya suami melakukan kebaikan selama 24 jam maka itu tak ada artinya jika istri marah, meskipun keburukan yang dilakukan suami hanyalah 1 jam. Itulah mengapa Rasulullah bersabda bahwa penghuni neraka kebanyakan adalah wanita bukan karena wanita melakukan dosa yang besar seperti berzina atau membunuh namun karena durhaka pada kebaikan suami. Maka dari itu saat marah berusahalah untuk mengendalikan diri, paling tidak jagalah lisan agar tak mengeluarkan kata-kata yang bisa menyakitkan suami. Pahamilah bahwa tiap orang bisa melakukan kesalahan termasuk suami dan ingat-ingatlah kebaikan suami.
Dan yang ter penting dari pertanyaan bolehkah istri marah pada suami adalah membuat suami murka dan meyakiti hatinya sangatlah besar dosanya di sisi Allah. Semoga kita diberikan kesabaran untuk mengarungi biduk rumah tangga,sehingga selamat hingga pelabuhan terakhir yakni surga yang penuh kenikamatan.
Bolehkah Istri Marah Pada Suami
Bolehkah Istri Marah Pada Suami